Meskipun menghadapi tantangan di awal, tekad Dynand Fariz mengubahnya menjadi keajaiban budaya. Parade perdana menampilkan peserta lokal dengan kostum buatan sendiri, yang menjadi panggung bagi apa yang akan terjadi pada JFC.

Seiring dengan semakin dikenalnya JFC di kancah nasional, kostum yang dikenakannya pun semakin kreatif, terinspirasi dari berbagai tema. JFC pun semakin dikenal di kancah internasional, dengan JFC yang menampilkan budaya Indonesia di berbagai acara global seperti Parade Chingay di Singapura dan Carnaval de Victoria di Seychelles.

Keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan JFC, yang menyatukan desainer, seniman, pelajar, dan relawan setempat, yang telah mendorong perkembangan budaya dan ekonomi Jember.

Selama bertahun-tahun, JFC telah berevolusi dengan tema-tema baru yang mencerminkan isu-isu sosial dan budaya, sehingga tetap relevan dan menarik. Kepemimpinan visioner Dynand Fariz menjadikan JFC Indonesia sebagai ajang mode utama, yang menginspirasi generasi mendatang bahkan setelah kematiannya pada tahun 2019.

Kini, JFC melambangkan kreativitas dan semangat komunitas, yang menarik perhatian dunia. Perusahaan ini terus berinovasi dan memperluas jangkauannya, melestarikan warisan Dynand Fariz.